Welcome to my jungle (hahaha) yeah. This is the kingdom of Alaika Rahmatullah *woow.... affraid cak*
Pagi ini kita kita udah praktek tentang asam basa nih. Just for having fun. Gue mau bagi nih hasil praktikum kita tentang asam basa. ya sedikit sedikit bagi ilmu lah bang. Praktikum ini dibimbing oleh sang guru kimia paling sabar. Bahkan sampek sampek saking sabarnya siswa pun dibiarin tertidur -_- *haduhh* kasian. FYI nih, gue kasik tau hasil dokumentasi gue.
Well. ini nih hasil praktikum gue.
Pagi ini kita kita udah praktek tentang asam basa nih. Just for having fun. Gue mau bagi nih hasil praktikum kita tentang asam basa. ya sedikit sedikit bagi ilmu lah bang. Praktikum ini dibimbing oleh sang guru kimia paling sabar. Bahkan sampek sampek saking sabarnya siswa pun dibiarin tertidur -_- *haduhh* kasian. FYI nih, gue kasik tau hasil dokumentasi gue.
Antusias : Mr. Edi sedang menjelaskan tentang teori asam basa. (Image/alx) |
Asam dan
basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab
yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama
diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam
buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa
limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon
digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak
abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan
oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Pada tahun
1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan
hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang
senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia
menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada
konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.
Menurut
Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi
pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah
ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami
ionisasi sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang
dalam air terurai sebagai berikut.
M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH–
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa contoh basa diberikan pada tabel 5.2.
M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH–
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa contoh basa diberikan pada tabel 5.2.
Asam sulfat
dan magnesium hidroksida dalam air mengion sebagai berikut.
H2SO4 ⎯⎯→ 2 H+ +
SO42–
Mg(OH)2 ⎯⎯→ Mg+ + 2 OH–
Mg(OH)2 ⎯⎯→ Mg+ + 2 OH–
0 komentar:
Posting Komentar