Scripta manent, verba volant (yang terucap akan hilang, yang tertulis akan abadi) *Pepatah Latin*

Subscribe

Info Techno

Temukan berbagai informasi dan technology.

Mempercepat jaringan Internet

Anda bisa belajar dan download beberapa fitur dalam blog ini

Join us Anonymous

No spam. 100% original. Just follow this blog.

Seputar Selebriti

Menyajikan berbagai informasi yang teraktual.

Info Health

Temukan berbagai informasi seputar kesehatan terbaru.

Rabu, 04 Januari 2023

SUNGAI INDONESIA BANJIR MIKROPLASTIK DAMPAK AMBURADULNYA TATA KELOLA SAMPAH



Menuju akhir tahun 2022 permasalahan lingkungan di Indonesia, salah satu yang sering menjadi perhatian khalayak adalah sampah plastik di Indonesia.  Terbukti dari ditemukannya partikel mikroplastik dari beberapa komponen kehidupan mulai dari air, udara, ikan bahkan mikroplastik telah teridentifikasi dalam darah, asi dan paru-paru manusia. Namun permasalahan tersebut belum menghentikan kegiatan produksi plastik yang sampai saat ini masih tetap berjalan bahkan muncul masalah lain WTE (Waste to Energy) yaitu mengubah sampah plastik jadi energi tetapi hal tersebut dapat melepaskan mikroplastik beserta bahan racun plastik ke lingkungan.



Data Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) 2022 yang menguji kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional, menunjukkan 5 Provinsi yang paling tinggi terhadap kontaminasi partikel mikroplastik yaitu Provinsi Jawa Timur ditemukan 636 partikel/100 liter, Provinsi Sumatera Utara ditemukan 520 partikel/ 100 liter, Provinsi Sumatera Barat ditemukan 508 partikel/100 liter, Provinsi Bangka Belitung 497 partikel/100 liter, Provinsi Sulawesi Tengah 417 partikel/100 liter. Berikut akumulasi data uji mikroplastik di sungai – sungai indonesia yang tersebar di 24 provinsi di Indonesia.

Grafik 1. Identifikasi Mikroplastik Pada Sungai di Indonesia Tahun 2022



Grafik 2. Presentase Jenis Mikroplastik Pada Sungai Indonesia Tahun 2022


Air sungai memiliki peranan vital dalam kehidupan makhluk hidup sehari-hari sebagai habitat berbagai macam organisme. Keadaan sungai di Indonesia sampai ini dinilai masih buruk karena banyak ditemukan sampah plastik di bantaran dan badan air. Hal ini yang menjadi sumber dari adanya kontaminasi mikroplastik, yaitu partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 mm.
grafik 2 menjelaskan bahwa kontaminasi mikroplastik di sungai indonesia tahun 2022 didominasi oleh :


1. Fib
re (Serat) 49.20 %, sumbernya dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga pencucian kain, laundry dan juga limbah industri tekstil. Fibre juga disebabkan oleh sampah kain yang tercecer di lingkungan yang terdegradasi karena faktor alam (suhu, arus air dll)

2. Film (Filamen) 25.60 %, berasal dari degradasi sampah plastik tipis dan lentur (kresek dan kemasan plastik Single layer SL).

3. Fragmen
t 18.60 %, berasal dari deradasi sampah plastik kaku dan tebal (kemasan sachet multilayer ML, tutup botol, botol shampo dan sabun );

4. Pellet
4 %, merupakan mikroplastik primer yang langsung diproduksi oleh pabrik sebagai bahan baku pembuatan produk plastik.

5.Foam
0,4 %,
berasal dari degradasi setiap jenis plastik dengan struktur foam (berbusa), misalnya dari Styrofoam atau plastik lainya meliputi poliestirena (PS), polietilena (PS) atau polivinil klorida (PVC).

Berdasarkan data Kemetrian PUPR 2020 yang dikelola oleh FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran), menyebutkan bahwa tata kelola sampah di Indonesia belum merata, regulasi terkait tata kelola sampah di level daerah masih minim. Dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia hanya 45% yang sudah memiliki Perda Persampahan dan Perda Retribusi Persampahan. Sementara itu, Presiden Jokowi meminta pengelolaan sampah harus menjadi program penting dibuat terpadu dan sistemik. Harus ada keterlibatan masyarakat dan swasta serta sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Pengelolaan sampah masih dilakukan dengan tradisional memakai pola land field. Presiden Jokowi mengatakan bahwa pola ini sangat berbahaya karena hanya buang, angkut dan timbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, pemanfaatan sampah saat ini masih sangat kecil, hanya sekitar 7,5% dari total sampah yang menumpuk setiap hari.

Masalah yang disebabkan oleh mikroplastik lebih besar dari yang biasanya diperkirakan sehingga dinilai berbahaya dan mengancam keberlangsungan makhluk hidup. Berdasarkan komponennya plastik tersusun oleh senyawa utama meliputi styrene, vinil klorida dan bisphenol A. Apabia tubuh terpapar oleh senyawa tersebut maka akan menyebabkan iritasi atau gannguan pernafasan, mengganggu hormone endokrin sampai berpotensi menyebabkan kanker. Senyawa tambahan yang dicampurkan ke dalam plastik meliputi phthalate, penghalang api, dan alkalyphenol juga dapat menyebabkan gangguan aktivitas endokrin hingga berdampak pada kesuburan. Senyawa dari plastik memiliki aktifitas mengganggu hormone estrogen sehingga jika masuk kedalam tubuh dapat meniru hormon estrogen. Senyawa tersebut dapat menurunkan kadar hormon testosteron plasma dan testis, LH plasma, dan juga menyebabkan morfologi abnomal seperti penurunan jumlah sel Leydig pada biota jantan.

Semakin bertambahnya timbulan sampah menandakan bahwa banyak sampah plastik yang bocor ke lingkungan, TPA yang overload di setiap daerah dan adanya kontaminasi mikroplastik di 68 sungai Indonesia yang tersebar di 24 provinsi di 9 pulau di Indonesia.  Sudah saatnya pemerintah pusat dan daerah  segera membuat kebijakan dan strategi untuk menyelesaikan masalah persampahan dan tata kelola sampah di indonesia agar sampah plastik tidak bocor ke lingkungan yang menjadi cikal bakal Mikroplastik, pemerintah dapat melakukan rekomendasi sebagai berikut:

  1.  . Membuat baku mutu atau nilai ambang batas mikroplastik di perairan sungai Indonesia, sebagai implementasi lampiran 6 PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang PPLH yang menyebutkan bahwa baku mutu sungai harus “Nihil Sampah”;
  2.      Melakukan pemulihan lingkungan dan pembersihan sampah plastik yang tercecer ke lingkungan, yang menjadi biang mikroplastik;
  3.       Memperluas Regulasi pembatasan dan pengurangan Plastik Sekali Pakai di Indonesia, dan secara tegas melarang penggunaan (tas kresek, Sachet, Styrofoam, Botol air minum dalam kemasan/AMDK, popok dan sedotan) di pusat perbelanjaan, pasar, supermarket, retail yang tersebar di setiap daerah;
  4.    Menerapkan konsep Zero Waste City dalam tata kelola sampah di setiap daerah dengan  mendukung pemilahan sampah dari sumber agar beban sampah di TPA berkurang dan sampah plastik tidak bocor ke lingkungan;
  5.   Menaikkan anggaran program tata kelola sampah  disetiap daerah, menyediakan dan memperbanyak fasilitas pembuangan sampah drop point (sachet, popok, organik dan anorganik) di titik – titik timbulan sampah yang tersebar di lingkungan dan memperbanyak TPS 3 R di setiap daerah;
  6.    Mendorong Produsen penghasil sampah plastik khususnya sachet untuk segara merancang dokumen peta jalan pengurangan sampah dan melakukan kiat – kiat pengurangan produk kemasan yang berpotensi mencemari lingkungan dengan pedoman regulasi Permen LHK 75 tahun 2019 tentang peta jalan pengurangan sampah;
  7.     Mendorong produsen pengasil sampah plastik untuk melakukan upaya EPR dengan melakukan pembersihan sampah produknya yang tercecr ke lingkungan dan memprioritaskan CSR lingkungan nya untuk penanganan sampah plastik;
  8.   Pemerintah sudah saatnya mengembangkan inovasi program dan teknologi infrastruktur pengelolaan sampah yang mutakhir dan non emisi dalam penanganan sampah plastik dilingkungan dan menolak solusi RDF (Refuse – derived fuel) adalah bahan bakar yang berasal dari limbah atau sampah melalui proses dihomogenisasi menjadi (pelet, briket dan cacahan) karena :
    - Membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia, karena pembakaran RDF menghasilkan senyawa beracun kimia dioksin, logam berat, polutan organik dan partikel halus ke udara yang menyebabkan masalah kesehatan seperti kanker, masalah reproduksi, dan gangguan hormon;
    - Bukan sumber energi terbarukan, mahal dan tidak efisien, karena pembakaran RDF menghasilkan energi yang sedikit dengan biaya produksi yang mahal;

    Daftar Pustaka :

    -    Publikasi Sekretaris Kabinet RI tanggal 21 Desember 2022 “Presiden Jokowi Minta BPDLH Priotaskan Penanganan Sampah dan Rehabilitas Mangrove https://setkab.go.id/presiden-jokowi-minta-bpdlh-prioritaskan-penanganan-sampah-dan-rehabilitasi-mangrove/

    -      Publikasi Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran tanggal 22 April 2021 “Kebijakan & Anggaran Tata Kelola Sampah Memprihatinkan” https://seknasfitra.org/kebijakan-anggaran-tata-kelola-sampah-memprihatinkan/

    -          Publikasi TIRTO.ID tanggal 31 Juli 2019 “Mengapa Anggaran Pengelolaan Sampah DKI Lebih Besar dari Surabaya” https://tirto.id/mengapa-anggaran-pengelolaan-sampah-dki-lebih-besar-dari-surabaya-efkr

    -     Data diolah Kementrian PUPR 2020, Tentang Grafik Perda Persampahan dan Perda Retribusi Persampahan

    -  Laporan Studi Mikroplastik Sungai Indonesia oleh Ekspedisi Sungai Nusantara Ecoton Foundation  tahun 2022

    -          Laporan Studi Brand Audit Merek Sungai Ciliwung Ecoton Foundation Tahun 2022

Share:

Minggu, 27 November 2022

PANTAI KENJERAN TERKEPUNG SAMPAH KRESEK DAN SACHET

Sabtu (26/11) sekitar 40 orang terlibat dalam kegiatan Aksi peduli lingkungan yang diselenggarakan oleh BEM PENS Surabaya. Kegiatan tersebut  meliputi aksi bersih pantai kenjeran surabaya, brand audit sampah dan diskusi problematika sampah plastik di Indonesia. Kegiatan aksi  peduli lingkungan dilakukan mulai pagi jam 07.00 - 14.00 WIB, yang berkolaborasi dengan yayasan ECOTON Gresik dan Asosiasi Komunitas Sungai Nusantara(Aksi Nusantara). Kegiatan tersebut merupakan salah satu langkah awal untuk menggerakkan mahasiswa dan pemuda-pemuda untuk ikut terlibat dalam penyelamatan lingkungan khususnya ekosistem sungai dan laut terbebas dari polusi sampah plastik. 

 

(Relawan Aksi Nusantara Bersihkan Sampah di Kenjeran)

"Brand Audit bertujuan untuk mengidentifikasi komposisi sampah-sampah plastik yang dihasilkan oleh suatu produsen yang tercecer di lingkungan" Ujar Alaika Rahmatullah Manager Brand Audit Asosiasi Komunitas Sungai Nusantara.

 

Pada kegiatan aksi peduli lingkungan didapatkan beberapa data brand audit dan berat sampah yang terkumpul dalam kegiatan clean up dan brand audit. Komposisi sampah hasil clean up yang terkumpul meliputi sampah plastik unbrand, sampah plastik kemasan (sachet), sampah eletronik, sampah kain dan lain sebagainya. Sampah plastik sekali pakai banyak ditemukan pada kegiatan bersih pantai. Selain itu, juga ditemukan 3 top polutters sampah sachet (kemasan) yang mencemari pantai kenjeran surabaya meliputi Wings 85 pcs, Unilever 64 pcs, Santos Jaya Abadi 31 pcs. 



 (Grafik Top Polluters Hasil Brand Audit Pantai Kenjeran)


"Yang paling banyak ditemukan adalah sampah plastik kresek dan sachet kemasan makanan" ujar Wildan Koordinator Kegiatan Aksi Peduli Lingkungan BEM PENS

 

Wildan selaku koordinator kegiatan Aksi Peduli Lingkungan BEM PENS menyampaikan bahwa sangat antusias dengan kegiatan aksi peduli lingkungan ini, sebagai mahasiswa harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan khususnya dari sampah plastik. Apalagi masyarakat sekitar sebagian besar mengkonsumsi hasil nelayan di pantai kenjeran misalnya ikan dan udang. Tetapi sudah banyak penelitian menemukan bahwa ikan dan udang mengandung sampah plastik atau mikroplastik. 

 

"Mikroplastik sangat berbahaya jika termakan oleh makhluk hidup khususnya manusia. Mikroplastik memiliki sifat dapat mengikat senyawa berbahaya di lingkungan dan berpotensi besar masuk ke tubuh manusia. Plastik termasuk mikroplastik tersusun atas senyawa zat aditif berbahaya meliputi phtalate dan Bisphenol A, kedua senyawa tersebut dapat mengganggu sistem hormon khususnya reproduksi pada manusia "ujar Rafika ecoton

 

Dalam kegiatan ini berhasil mengevakuasi sampah sebanyak 183, 5 kg atau setara dengan 1 truk.

Para relawan melakukan foto bersama setelah melakukan kegiatan aksi bersih-bersih Pantai dan brand audit
(Foto Bersama volunteer Aksi Nusantara)

 

Kegiatan aksi peduli lingkungan ditutup dengan diskusi terkait permasalahan sampah plastik di Indonesia. Seluruh peserta yang terlibat sangat antusias dengan kegiatan ini karena menambah informasi seputar fakta-fakta polusi plastik di sungai dan lautan Indonesia. Dan kegiatan ini membuka wawasan dan kepedulian mereka terhadap lingkungan di Indonesia. Masih banyak dari mereka yang awalnya tidak tau terkait definisi mikroplastik, dampak kesehatan dari mikroplastik dan manfaat brand audit menjadi terbuka dan paham terkait hal tersebut. 

 

Tanggung jawab produsen terhadap sampah yang tercecer di lingkungan harus benar benar dilakukan sesuai amanat pasal 15 Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, supaya pantai kenjeran dapat terbebas dari sampah-sampah plastik.
Share:

Sabtu, 19 Mei 2018

Materi ppt Campus Come to College / Expo Campus

Expo Campus 2018 telah hadir di Paiton Probolinggo yang diselenggarakan oleh Excellent Fourteenth of Exact Extraordinary. Yang dalam hal ini bertujuan untuk menstimulus semangat siswa kelas akhir dalam menuntut ilmu ke jenjang perkuliahan.



Berikut Materi yang disampaikan dalam acara ini adalah :

1. Bagaimana jalur masuk dalam menempuh jenjang perkuliahan?

Jalur masuk yang disediakan ialah sangat banyak. Jadi, jangan sampai menyerah. Gagal itu sudah biasa yang penting tetap semangat dalam mengikuti tahap-tahap seleksi di perguruan-perguruan tinggi. Yakinlah bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil

Contoh ppt materi 3c/expo campus 2018



Share:

Peran Umat Islam Dalam Perkembangan Pemikiran Barat Modern

Penelitian tentang sejarah pendidikan barat, sering kali mengabaikan peradaban Cina-Jepang dan hanya sesekali merujuk kepada kebudayaan Hindu yang sesungguhnya sangat penting bagi pengetahuan dan pemahaman kita, atas evolusi dari teoritik dan praktik pendidikan Eropa dan Amerika Serikat.
Dengan mengabaikan kompleksitas pola-pola kebudayaan yang membentuk peradaban Timur Tengah pada abad-abad pra-Kristen dan Kristen Awal, serta perkembangan fenomenologis ilmu pengetahuan dan Institusi-Institusi pendidikan Islam selama abad-abad “Pertengahan”, antara tahun 750-1350 adalah sama dengan mengabaikan asas-asas pokok tradisi barat, yang mempengaruhi gaya hidup barat tersebut.
Bangsa-bangsa dan kebudayaan Timur Tengah sangat penting bagi kita, terutama masa pra-Kristen dan Kristen Awal. Kebudayaan tersebut memberikan pengaruh tentang religius dan bahasa dalam kebudayaan Barat. Kebudayaan tersebut juga memelihara institusi-institusi sebagai inti dari tradisi ilmu pengetahuan, matematika, filsafat dan teknologi.
Selanjutnya, ketika raja-raja Eropa menyewa guru-guru untuk mengajarkan cara menulis dan membubuhkan tanda tangan, institusi pendidikan Islam justru telah memelihara, memodifikasi, dan menyempurnakan warisan Klasik, melalui sekolah-sekolah tinggi dan pusat riset.
Kemudian hasil dari usaha kreatif diatas, telah menjangkau wilayah Latin Barat melalui penerjemahan versi bahasa Arab atas karya-karya klasik tentang kedokteran, filsafat, geografi, sejarah, teknologi, dan disiplin ilmu lainya, hingga ilmu pengetahuan berkembang di Barat dan saat ini menjadi warisan modern bagi kita.

Studi ini berusaha untuk memaparkan perkemabangan institusi pendidikan Muslim “abad pertengahan”, produk-produk ilmiyahnya, dan kontribusi-kontribusi penting dalam pembentukan pendidikan Barat modern. Sehingga penulis mengalamatkan pada judul “Peran Umat Islam dalam Pemikiran Barat Modern”





Share:

Laporan Observasi Tugas Akhir Thoriqot Shiddiqiyah di Daerah Blimbing Kota Malang

Agama memiliki peran penting dalam perkembangan dunia. Agama merupakan alat untuk menganalisis hubungan sistem keagamaan dan tindakan. Agama juga dapat menguatkan keteraturan hidup masyarakat. Peran agama dapat dilihat dari segi budaya seperti adat istiadat. Dalam agama juga disebutkan bahwa manusia harus menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika hal itu dilakukan akan membawa ketentraman dan ketenangan bagi hidup manusia. Oleh sebab itu muncullah tarekat dalam kehidupan manusia. 

Tarekat yang dipilih sebagai objek observasi tugas akhir untuk menempuh mata kuliah teosofi adalah thoriqot shiddiqiyah yang mana dalam observasi kali ini bertempat di daerah Arjosari Blimbing Kota Malang. berikut adalah link yang dapat di download

Tersedia beberapa format

2. Laporan Thoriqot Shiddiqiyah pdf


Contoh gambar:












Share:

Jumat, 12 Mei 2017

Dokumentasi BPUNKota Malang 2K17

Well done guys, saya hanya memenuhi permintaan teman - teman BPUN Kota Malang 2K17 untuk membagikan momen - momen dokumentasi kegiatan Bimbingan Pasca Ujian Nasional 2K17 Kota Malang yang diadakan oleh Yayasan Mata Air dan bekerja sama dengan pengurus GP ANSOR. Saya hanya meringkas menjadi bentuk .rar tapi tenang aja kok, tidak akan mengurangi kualitas dan kuantitas isi dari kelengkapan foto itu sendiri. Tidak usah panjang lebar-lah.
Saya bagi link untuk mengunduh file nya.

1. Pasca BPUN 2K17
Kampung Warna - warni
Link download klik di sini

2. Perpisahan dan Penutupan BPUN 2K17

Suasana Penutupan Bersama Pengurus GP Ansor Blimbing
Link Download Part 1(Total size 441.54 Mb) klik di sini
Link Download Part 2 (Total size 451,13 Mb) klik di sini
Link Download Part 3 klik di sini






Share:

Kamis, 21 April 2016

Apa itu Foton ?


PENDAHULUAN
Banyak dari kita yang baru pertama kali berkenalan dengan fisika modern mungkin bertanya-tanya, sebenarnya apa itu foton? 

Newton pernah mengemukakan bahwa berkas cahaya tak lain adalah aliran corpuscle atau partikel.

Namun melalui percobaan celah gandanya, Thomas Young mendapati bahwa cahaya dapat mengalami interferensi sehingga disimpulkan bahwa cahaya adalah gelombang.

Pada awal abad ke 20, Albert Einstein menjelaskan efek fotolistrik dengan memandang cahaya tersusun atas paket-paket energi diskrit (kuanta) yang sifatnya mirip partikel, sehingga berinteraksi  seperti yang dihipotesiskan oleh Max Planck. 

Selanjutnya pada tahun 1926, istilah foton pertama kali diperkenalkan oleh Gilbert. N. Lewis, seorang ahli kimia fisika kebangsaan Amerika dalam artikelnya yang berjudul “The Conservation of Photons

Ada banyak deskripsi mengenai partikel yang satu ini (Kelak akan kita dapati bahwa, foton bukan sekadar partikel, atau gelombang. Pada kenyataannya, foton adalah foton!). Secara umum, kita mungkin mengenalnya sebagai paket energi diskret (kuantum) gelombang elektromagnetik.

Berikut ini adalah sifat-sifat dasar foton yang telah diketahui:
  • foton tidak memiliki massa diam, sehingga bisa bergerak dengan laju cahaya c, 
  • foton memenuhi hubungan E = hν, p = h/λ, dan E = pc. Meskipun tidak memiliki massa diam, foton memiliki energi dan momentum, sehingga dapat "bertumbukan" dengan partikel materi lain, contohnya elektron
  • foton bahkan dapat dipengaruhi oleh gravitasi seperti halnya partikel-partikel penyusun materi. 
  • Kita dapat pula mendeskripsikan sebuah foton dari sudut pandang kedudukannya dalam fisika* – foton memperantarai gaya elektromagnetik antara dua atau lebih partikel yang bermuatan; dalam sudut pandang ini dua muatan listrik berinteraksi melalui mekanisme "pertukaran" foton. Pada kasus ini, foton perantara ini adalah foton khayal/virtual yang sebenarnya hanya ada dalam kerangka matematika rumusan fisika teoretik.
*Kajian fisika teoretik yang mempelajari interaksi materi dengan medan elektromagnetik dalam kerangka relativitas khusus dan mekanika kuantum adalah QED (Quantum electrodynamics). Teori ini lahir dari usaha Paul Dirac ketika mencoba menjelaskan asal usul spin elektron dengan memadukan relativitas khusus dan mekanika kuantum. Richard Feynmann, dalam bukunya berjudul “QED: The Strange Theory of Light and Matter” amat bersemangat menjelaskan teori yang telah lama digelutinya ini.
Paul Dirac (kiri) dan Richard Feynmann (Kanan). Dua tokoh penting dalam pengembangan teori QED 

PARTIKEL ATAU GELOMBANG?
Mungkin salah satu dari sekian banyak pertanyaan kita mengenai hakekat foton adalah: jika foton adalah partikel, maka apakah unsur penyusunnya? Jika kita bayangkan sebuah atom, maka akan kita dapati adanya inti atom (nukleus) dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom tersusun atas proton dan neutron yang disebut nukleon. Bahkan, saat ini telah diketahui bahwa proton dan neutron tersusun atas partikel penyusun yang lebih fundamental lagi yang disebut quark.

Berdasarkan salah satu teori penting fisika modern saat ini yang dikenal sebagai model baku fisika partikel (standard model of particle physics), partikel tertentu seperti foton dan elektron pada hakikatnya adalah sedemikian rupa sehingga kita percaya bahwa mereka berupa “titik” (berdimensi 0) yang sesungguhnya dalam pengertian matematika. Dengan kata lain, mereka tidak memiliki ukuran fisik, dan mereka tidak dapat dibelah karena mereka tidak memiliki unsur-unsur penyusun, selain dirinya sendiri. Partikel seperti ini disebut partikel elementer.

Selanjutnya, kita sampai pada pertanyaan yang paling sulit dijawab dan membingungkan. Apakah foton itu partikel atau gelombang? Apakah hakikat partikelnya lebih nyata daripada hakikat gelombang elektromagnetnya?

Disinilah letak paradoksnya. Beberapa percobaan seperti yang  menyangkut fenomena interferensi dan difraksi, memperlihatkan bahwa radiasi elektromagnet berinteraksi seperti halnya gelombang; percobaan lain – misalnya efek fotolistrik yang terkenal itu –  memperlihatkan bahwa radiasi elektromagnet berinteraksi layaknya kuantum partikel yang dikenal sebagai foton.

Tentunya, penjelasan tentang partikel dan gelombang amatlah berbeda. Keduanya merupakan dua entitas yang berlainan. Pertikel membawa energinya sendiri. Energi ini terlokalisir di suatu tempat dimana partikel itu berada, sedangkan energi sebuah gelombang tersebar merata pada seluruh muka gelombangnya. Sebagai contoh, jika cahaya kita anggap sebagai partikel saja, maka sulit bagi kita untuk menjelaskan pola interferensi yang terjadi seperti halnya pada pecobaan celah ganda Young. Sebuah partikel hanya dapat melewati salah satu celah; sedangkan bagi gelombang, ia dapat berpisah lalu melewati kedua celah secara bersamaan untuk kemudian bergabung kembali.

Jika deskripsi gelombang dan partikel kita pandang valid, maka kita harus menganggap bahwa cahaya yang dipancarkan sebuah sumber cahaya hanya merambat sebagai gelombang atau sebagai partikel saja, tidak mungkin keduanya secara bersamaan. Namun bagaimana caranya sebuah sumber cahaya mengetahui perilaku cahaya mana (gelombang atau partikel) yang akan ia pancarkan?
Bayangkan percobaan ini!

Andaikan kita menempatkan sumber cahaya ditengah, selanjutnya kita susun peralatan percobaan celah ganda pada salah satu sisi sumber cahaya, dan peralatan efek fotolistrik pada sisi yang lain. Cahaya yang dipancarkan menuju celah ganda akan berperilaku sebagai sebuah gelombang, sedangkan yang menuju pelat logam berperilaku sebagai pertikel. Bagaimana sumbernya tahu ke arah mana ia memancarkan gelombang dan ke arah mana ia memancarkan partikel?
Mungkin alam mempunyai semacam “kode rahasia.” Dengan kode ini jenis percobaan yang sedang kita lakukan disinyalkan kembali (entah oleh siapa) ke sumber cahaya sehingga sumber mengetahui apa yang harus ia pancarkan, partikel cahaya atau gelombang cahaya. Mari kita ulangi kembali percobaan diatas (dual experiment) kita tentang cahaya ini tapi dengan menggunakan sumber cahaya yang berasal dari suatu galaksi yang amat jauh, sehingga sumber tersebut telah merambat menuju kita untuk jangka waktu yang kurang lebih sama dengan usia jagat raya (15 x 109 tahun). Tentu saja, jenis percobaan yang sedang kita lakukan ini tidak dapat disinyalkan kembali ke sumbernya karena dalam jangka waktu itu kita punya banyak waktu untuk mengganti perlatan celah ganda pada meja laboratorium dengan peralatan efek fotolistrik.

Namun demikian, kita dapati bahwa cahaya dari galaksi yang amat jauh tersebut nyatanya dapat menghasilkan interferensi celah ganda dan juga efek fotolistrik.

DUALITAS PARTIKEL GELOMBANG
Akhirnya kita sampai pada kesimpulan berikut: Cahaya bukanlah gelombang saja atau partikel saja; entah bagaimana caranya, cahaya adalah partikel sekaligus gelombang dan ia hanya memperlihatkan salah satu aspeknya, bergantung pada jenis percobaan yang kita lakukan. Percobaan jenis-pertikel (efek fotolistrik) akan memperlihatkan hakikat partikelnya, sedangkan percobaan jenis-gelombang (interferensi celah ganda), memperlihatkan aspek gelombangnya. 

Meskipun demikian, kita bukannya gagal mendefinisikan foton sebagai sebuah partikel saja atau sebuah gelombang saja. Ini hanya masalah keterbatasan kosakata. Nyatanya, foton memang berperilaku demikian, sehingga seperti yang telah saya sebutkan diatas, foton bukanlah partikel saja, atau gelombang saja foton adalah foton. 

Sifat dualisme partikel-gelombang ini nyatanya telah lama menimbulkan dilema bagi fisikawan dan filsuf. Penjelasan mengenai kedua sifat ini tidak dapat benar secara keseluruhan karena keterbatasan kosakata dan pengalaman akal sehat kita. Namun, keduanya harus diterima berlaku secara serempak agar dapat memberikan deskripsi yang saling melengkapi (complementary principle) mengenai gelombang elektromagnetik.

Sumber
Kenneth S. Krane. Modern Physics Second (2nd) Edition. 1995 

Share:

Gelombang, Kepingan Kelima Saga Supernova

Dewi Lestari menyeretmu lebih dalam lagi ke dunia Supernova lewat kepingan terbarunya, Gelombang.
Sebagai natural-born bookworm (or at least self-proclaimed) yang tak pernah absen membaca sejak bisa mulai merangkai huruf menjadi kalimat, buku fiksi bagi saya adalah sebuah hiburan, guru, dan terutama eskapisme. Walau sejujurnya, saya hanya punya dua serial fiksi yang benar-benar meninggalkan jejak dalam hidup saya. Yang pertama adalah serial Harry Potter karya J. K. Rowling dan yang kedua adalah serial Supernova karya Dewi “Dee” Lestari. Keduanya adalah serial yang seakan ikut “tumbuh” menemani proses saya beranjak dewasa sampai sekarang. Kali ini saya ingin berbicara tentang Supernova yang masih saya akui sebagai buku berbahasa Indonesia terfavorit saya. Tidak hanya karena saya belajar banyak hal darinya, setiap buku Supernova entah kenapa selalu datang di saat yang tepat dan beresonansi pada titik kehidupan yang sedang saya jalani.

Awal perkenalan saya dengan Supernova dimulai dari buku pertama, Supernova: Ksatria, Puteri, Bintang Jatuh (KPBJ) yang dirilis tahun 2001 ketika saya masih duduk di bangku SMP. Teman sekelas saya membawanya ke sekolah lalu saya iseng meminjamnya dan baru mengetahui jika Dee sang penulis ternyata Dewi Lestari dari trio pop Rida Sita Dewi yang terkenal di medio 90-an. Sampulnya sekilas mengingatkan saya pada buku pelajaran fisika dan melihat isinya saya tercengang dengan banyaknya footnotes berisi istilah-istilah ilmiah dan teori antah berantah yang belum pernah saya baca sebelumnya. Its a little bit off-putting awalnya karena saya lumayan alergi pada pelajaran IPA tapi toh saya bosan di kelas dan mulai membacanya. Di rumah, saya menuntaskan buku pinjaman itu. Jujur, saat itu saya beberapa kali saya melewatkan bagian perdebatan intelektual Dimas-Reuben dan lebih fokus pada cerita Diva-Ferre-Rana. KPBJ keluar di tengah berkembangnya computer culture di Indonesia, ketika internet sudah semakin umum, termasuk hal-hal seperti bulletin board, hacker, The Matrix, chat room dan sebagainya yang menjadi obsesi baru remaja Indonesia, termasuk saya. Satu hal lagi yang membuat novel ini berkesan adalah penggambaran same-sex relationship di antara Reuben-Dimas yang tidak terjebak pada dinamika cliche dan stereotyping. Satu hal yang cukup personal bagi saya saat itu.
Tak lama KPBJ keluar, muncul sekuelnya yang bertajuk Akar di tahun 2001, namun waktu itu saya sama sekali tidak aware dengan kehadiran buku kedua ini sebelum menonton infotainment yang mengabarkan kontroversi yang menyelimuti kelahirannya. Waktu itu saya sama sekali tidak tergerak untuk membaca, apalagi datang ke toko buku untuk membelinya. Tapi lagi-lagi, universe seperti sengaja menyuguhkannya di depan mata saya begitu saja. Saya membacanya dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2004. Saat itu saya sedang libur semester kelas tiga SMA dan menginap di rumah ipar saya. Bosan main game, saya mulai mengecek lemari buku di lantai atas. Ada beberapa novel dan banyak komik Marvel, tapi mata saya tertumbuk pada Akar edisi cetakan pertama dengan simbol ohm masih tertera di sampul. Lagi-lagi out of boredom, saya mengambilnya dan mulai membaca. Di halaman-halaman awal saya masih merasa buku ini murni lanjutan buku pertama, sebelum tiba-tiba saya diperkenalkan dengan tokoh Bodhi dengan segala keunikan dikotomi dan perjalanan lintas negaranya. Narasi di buku ini berjalan lebih linear dan tidak ada timbunan istilah rumit sehingga saya menghabiskan buku ini dalam sekali duduk. Saya terpesona dan menemukan impian baru untuk backpacking (yang belum juga dilakukan sampai saat ini) and basically keinginan untuk keluar dari zona nyaman saya.
Seperti sudah direncanakan, hanya beberapa hari sejak membaca Akar, saya menemukan review tentang Petir, buku ketiga Supernova di sebuah majalah. Hari pertama kembali ke sekolah, saya mampir ke toko buku untuk membeli Petir. Dan lagi-lagi saya tersengat oleh keandalan Dee dalam bercerita. Jika KPBJ adalah perkenalan pertama yang berlangsung acuh tak acuh, maka Akar adalah pertemuan kedua yang memesona, namun baru di Petir akhirnya saya menyadari telah jatuh cinta seutuhnya dengan serial ini. Petir memiliki formula yang sama dengan Akar. Dibuka oleh bab (kepingan) yang berkaitan langsung dengan KPBJ sebelum kita berfokus pada satu karakter baru, yaitu Elektra, gadis dengan obsesi pada petir dan memiliki kemampuan menyembuhkan lewat energi listrik alami pada tubuhnya. Yang menarik, gaya bahasa di Petir bahkan jauh lebih ringan lagi, penuh humor, dan terasa santai seperti atmosfer Bandung yang menjadi latar cerita di buku ini. Di titik ini saya pun baru mengetahui masih akan ada dua buku Supernova lagi yang akan berjudul Partikel dan Gelombang yang memiliki satu tokoh sentral utama, serta Intelegensi Embun Pagi yang akan mempertemukan mereka semua dan menjadi pamungkas cerita.
Selepas Petir, para penggemar Supernova dihadapkan pada penantian panjang yang seakan tanpa akhir untuk menikmati sekuelnya, Partikel. Saya baca Petir ketika sedang belajar serius untuk SPMB, tapi bahkan sampai saya lulus kuliah dan mulai bekerja, Partikel tidak kunjung datang. Penantian itu terjawab di tahun 2012. Delapan tahun lamanya. Bayangkan bagaimana riuhnya respons para penikmat Supernova, terutama karena Partikel hadir di era social media, khususnya Twitter. Antisipasi untuk buku keempat ini hampir tidak bisa dibendung hingga akhirnya 13 April 2012, jam 4:44 sore, Partikel muncul di toko buku dan hal yang saya pikirkan hari itu adalah secepat mungkin ke toko buku untuk membelinya. It was almost emotional dan saya ingat betul rasanya merinding melihat buku itu langsung di depan mata. Partikel mengisahkan Zahra, gadis keluarga Muslim dari Bogor dengan mata jeli yang menangkap hal-hal yang sering luput dari orang awam, secara literal oleh profesinya sebagai fotografer wild life, maupun hal-hal yang lebih bersifat transcendental. Partikel adalah buku yang membuat saya bertanya-tanya tentang alam semesta, konsep agama, dan melihat hal-hal sekitar dengan cara yang berbeda, baik dengan bantuan enteogen maupun tidak. Personally, Partikel adalah buku Supernova yang paling relate untuk saya, so far.
Dalam sebuah email interview yang saya lakukan bersama Dee tentang Partikel, beliau memberi tahu saya jika fokus berikutnya adalah menyelesaikan Gelombang. Dan karena itu tak mengherankan jika Gelombang bisa hadir dalam waktu yang tak terlalu lama dari Partikel. Buku kelima ini hadir tanggal 17 Oktober lalu, namun saya baru membelinya dua hari lalu dan selesai membacanya kemarin. Entah kenapa saya merasa tak ingin terburu-buru membelinya, namun seperti arus pasang, saya terseret Gelombang sejak halaman-halaman awal. Saya tahu jika tokoh utama buku ini adalah Alfa dan selalu membayangkannya sebagai seorang geek yang mungkin ada kaitannya dengan fisika dan beragama Hindu (totally random bet, karena merasa setiap tokoh akan memiliki agama yang berbeda). Saya tak tahu bagaimana setting cerita buku ini karena saya menghindari spoiler di socmed dan bahkan sengaja tidak membaca sinopsis di balik sampulnya saat akhirnya membeli buku ini. Saya ingin mengenal Alfa tanpa pretensi. Tapi, sejak pertama saya tahu jika Alfa ternyata berdarah Batak tulen, langsung terbersit pikiran “Oh wait…. jangan bilang kalau namanya sebenarnya Thomas Alfa Edison…” dan saya secara spontan terkekeh sendirian karena intuisi saya benar.
Yup, Alfa adalah Thomas Alfa Edison Sagala yang lebih akrab dipanggil “Ichon”, anak bungsu keluarga Sagala dari Sianjur Mula-Mula, sebuah kampung di Samosir, Sumatera Utara yang dipercaya sebagai asal muasal lahirnya suku Batak dan masih menganut agama tradisional yang disebut Parmalim. Bermula dari sebuah upacara pemanggilan roh leluhur, kehidupan Ichon si bocah penggemar serial Kho Ping Hoo berubah dengan hadirnya mimpi yang sama berulang-ulang dan kehadiran makhluk gaib misterius bernama Si Jaga Portibi yang seakan mengintainya. Keanehan tersebut ditangkap oleh dua orang dukun yang ingin memperebutkan Ichon sebagai murid, menyisakan Ichon di persimpangan keputusan dan hampir kehilangan nyawanya untuk itu. Insiden yang membuat keluarga mereka memutuskan merantau ke Jakarta, walau tak lama setelahnya Ichon pun pergi lebih jauh lagi ke belahan dunia lain sebagai imigran gelap di Amerika Serikat. Dihantui mimpi buruk yang sama setiap harinya, Ichon alias Alfa alias Alfie belajar mempertahankan diri dengan menahan tidur. Dan dengan kecerdasan alami, keuletan, serta waktu belajar ekstra dari teman-teman sebayanya, ia berhasil mendapat beasiswa penuh di kampus Ivy League sekaligus selamat dari kehidupan imigran gelap yang penuh risiko deportasi dan lingkungan yang dikuasai gang kriminal. Nasib menghempaskan Alfa pada Wall Street, salah satu surga dan neraka dunia dalam arti sesungguhnya, di mana ia meraih sukses sebagai hot-shot trader, gitaris berbakat, sekaligus full-blown insomniac di saat yang sama. Tertidur lelap sama artinya dengan meregang nyawa baginya, karena secara tak sadar ia memiliki suicide program ketika tertidur. Pertemuan dengan seorang gadis luar biasa cantik di sebuah klub rahasia yang membuatnya terbablas tidur dan nyaris mati, mempertemukannya dengan Dr. Nicky dan Dr. Colin dari Somniverse, sebuah pusat kajian yang berfokus pada masalah tidur, mulai dari insomnia, gangguan tidur, mimpi, hingga lucid dream. Perlahan tabir mulai terbuka dengan sendirinya, mengantarkan Alfa ke Tibet untuk menemukan jawaban dari segala mimpinya dan belajar memercayai instingnya sekali lagi.
Selalu ada pengetahuan baru yang saya dapat dari buku-buku Supernova, dalam Gelombang, hal itu adalah mekanisme mimpi, lucid dream, dan kosmologi Batak yang mengagumkan. Gaya penulisan Dee sendiri dalam buku ini terasa sangat fokus dan seakan tak menyisakan ruang untuk bernafas. Klimaks terus terbangun dengan intens hingga buku sudah mencapai ¼ akhir. Bayangkan Inception bertemu dengan Bourne Identity dan Jumper. Unsur fast-paced action itu yang memaksa saya untuk tidak berhenti membaca sampai larut malam, bahkan ketika mata ini sudah lelah dan rasa ngantuk mulai menyerang. Seakan saya bisa merasakan perjuangan Alfa untuk bisa tetap terbangun dan menghindari tidur. Saking cepatnya, entah kenapa ada sensasi fast-forward yang saya rasakan dalam Gelombang, yang membedakannya dari buku-buku sebelumnya yang mengajak kita menikmati perkembangan tokoh utamanya dengan lebih personal. Ada sesuatu yang membuat saya merasa tidak pernah benar-benar mengenal sosok Alfa ketika ia dewasa karena ia hanya terfokus pada mimpinya dan emosinya yang naik-turun. Tidak ada keterikatan dalam level emosional seperti yang saya alami dengan Elektra dan Zahra.
Gelombang terasa seperti paradoks alfa dan omega. Di satu sisi, secara kronologis Gelombang adalah buku terakhir yang berfokus pada satu tokoh (avatar?) utama dan menjadi kepingan terbesar puzzle yang menjawab banyak pertanyaan tentang universe yang dibangun Dee. Di buku ini kita diperkenalkan dengan istilah-istilah seperti Asko, Infiltran, Peretas, dan Sarvara sekaligus beberapa clue yang membuat kita mulai meraba alur cerita sebetulnya dari saga ini. Di sisi lain, Gelombang pun justru terasa seperti babak awal dari buku-buku sebelumnya. Akar, Petir, Partikel adalah cerita yang sebetulnya bisa berdiri sendiri tanpa adanya bab yang berkaitan dengan KPBJ, namun rasanya sulit untuk benar-benar menikmati Gelombang tanpa pernah membaca buku-buku sebelumnya, terutama mungkin Akar, karena dua tokoh penting dalam Akar kembali muncul dalam Gelombang dalam porsi singkat namun sangat menohok bagi siapa pun yang membaca Supernova dengan khidmat. Gelombang seakan ingin menghempas kita untuk kembali membaca ulang buku-buku sebelumnya demi mengumpulkan remah-remah clue yang tercecer.
Terlepas dari beberapa hal yang mungkin terasa ganjil dan menimbulkan beberapa pertanyaan baru, kita semua tahu jika Gelombang adalah awal dari sesuatu yang lebih besar. And I can’t hardly wait for it.

Dikutip dari Alexander Kusuma Praja CEO alkupra.wordpress

Share:

Get this widget!

WAKTU

Total Tayangan Halaman

Flag Counter

Flag Counter
”widget

Ensiklopedia

Hasil penelusuran

Pengikut

Daftar Blog Saya

Top Comment

Visitors

Flag Counter
belajar